SISTEM OPERASI PADA PONSEL
Dalam beberpa tahun terakhir ini, terjadi perkembangan yang sangat pesat dari teknologi handphone atau yang dikenal juga dengan nama cellular phone. Teknologi yang dimaksud adalah bersatunya sistem komputer di dalam genggaman pemakainya, sehingga kita tidak perlu lagi membawa catatan atau notes yang tebal berisi alamat dan nomor telepon rekan-rekan, atau mengingat-ingat janji yang banyak.
Dengan sistem komputer di tangan, kita dapat juga melakukan hal-hal yang tadinya mustahil, seperti mendengar musik standar mp3, menonton film atau potongannya, melakukan perhitungan dengan menggunakan program sejenis spreadsheet dan berbagai fasilitas yang sebelumnya hanya ada di dunia komputer. Tambahan teknologi menjadi lebih marak, tatkala setiap handphone diberi fasilitas kamera digital kecil, sehingga mampu untuk memotret objek yang menarik, dan handphone juga dipasang lampu kilat atau blitz untuk memotret dalam gelap.
Bicara kombinasi komputer dan handphone yang juga dikenal dengan nama PDA (personal digital assistant), kita akan terikat pada sistem operasi yang ada di dalamnya, yang saat ini dikuasai oleh tiga pemain besar yang saling bersaing, Symbian, Palm dan Pocket PC. Symbian digunakan oleh grup pemasok telepon seperti Erricson, Fujitsu, Nokia dan Motorola. Sistem operasi Palm (sekarang namanya PalmOne) dikembangkan oleh perusahaan raksasa pembuat modem US Robotics di tahun 1995 dan sekarang merupakan standar untuk handphone Treo, Tungsten, dan Zire. Sedangkan sistem operasi Pocket PC yang dikembangkan oleh Microsoft dari Windows CE, digunakan oleh HP, O2 dan beberapa perusahaan Taiwan.
Yang cukup mengejutkan belakangan ini, dengan gagahnya Motorola memperkenalkan handphone yang sistem operasinya Linux, betul-betul Linux, persis seperti kita melihat Microsoft Windows di Pocket PC.
Empat sistem operasi yang bertarung dalam dunia handphone ini sangat menarik diamati, karena pemakai akhirnya kebanyakan memang orang-orang yang sama sekali tidak mengerti komputer atau teknologi informasi. Pemakai terpaksa menggunakan semua fasilitas yang disediakan dan dibuat sedemikian mudah pemakaiannya. Akhirnya, pemakai menjadi bingung dan galau untuk menentukan pilihan, karena masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.
Sebetulnya, sistem operasi di handphone ini dapat dibagi menjadi dua katagori besar, yaitu untuk pemakai yang terbiasa menggunakan komputer dan untuk pemakai yang terbiasa dengan sistem handphone. Keduanya dapat langsung dilihat dengan jelas dari gerak-gerik pemakainya. Jika memang si pemakai lihai menggunakan komputer dan sudah terbiasa dengan Microsoft Windows, maka pasti menenteng Hewlett Packard phone series atau O2 perusahaan operator handphone di Inggris. Pemakai yang belum terbiasa menggunakan Microsoft Windows, pasti akan mengarah ke dua sistem operasi handphone yang tersedia, yaitu Symbian dan PalmOne. Sementara itu, handphone yang bekerja di Linux sepertinya masih merupakan langkah yang sangat awal dari produsennya.
Dua katagori ini punya kecenderungan untuk menyatu, karena tujuan utama dari produk yang ditawarkan adalah kemudahan dan kesederhanaan penggunaan, apalagi pemakai yang tidak mengerti teknologi komputer. Dari kelompok pemakai handphone, Nokia Communicator seri 9210i merupakan yang paling banyak dipakai, baik dari eksekutif muda maupun ibu rumah tangga biasa. XDA II dari O2 banyak dipakai oleh orang teknik komputer yang menguasai Microsoft Windows. Dari dua kelompok ini, dapat ditarik benang merah soal kemudahan dan kelemahannya satu sama lain, yaitu dari sisi komunikasi dengan komputer besarnya.
Bagaimana masa depan handphone yang berbasis Linux? Ini merupakan pertanyaan yang menggelitik, karena seperti halnya merk mobil, perbedaan sistem operasi juga sulit untuk dicari titik temunya, masing-masing mempertahankan kehebatannya.
Berbeda dengan Microsoft Windows yang sudah cukup lama berkiprah di PDA, Linux yang awalnya untuk pemakaian server, sebetulnya tidak begitu tepat masuk ke arena handphone ini. Selain penggunanya yang relatif lebih sedikit dari Windows, aplikasi praktisnya juga masih amat terbatas dibandingkan dengan Pocket PC. Tapi akhirnya pasar yang akan bicara, karena percuma kita berdebat tanpa ada hasilnya, apakah handphone dengan sistem operasi Linux ini akan berjaya, minimal menyaingi Symbian atau PalmOne.
Blackberry OS adalah sistem operasi mobile yang dikembangkan oleh perusahaan Kanada, Research in Motion (RIM) yang dibuat untuk handheld andalan mereka dengan nama yang sama. Sistem operasi ini ditulis dalam bahasa Java dan bersifat Close Source. Versi stabil terakhir yang dikeluarkan adalah versi 5.0.0.419 (Blackberry Storm 9530). Perangkat yang menggunakan Blackberry OS sebagai sistem operasi tentu saja adalah semua varian Blackberry seperti Blackberry Bold, Storm, Curve, Pearl, dan Tour.
BlackBerry Bold 9700 atau yang biasa disebut dengan Blackberry Onyx adalah salah satu tipe telepon pintar BlackBerry yang diproduksi oleh Research In Motion (RIM). Vendor resmi BlackBerry dari Kanada ini meluncurkan BlackBerry Bold 9700 pada pertengahan November 2009. Telepon pintar ini didistribusikan melalui empat operator telepon selular yaitu Telkomsel, Indosat, Axis, dan XL. Indonesia merupakan negara Asia pertama yang dipilih RIM untuk meluncurkan seri BlackBerry Bold 9700. Secara umum, fitur pada Blackberry Bold 9700 tidak jauh berbeda dengan versi terdahulunya yaitu BlackBerry Bold 9000, BlackBerry Curve 8900, dan BlackBerry Curve 8520.
Penyempurnaan pada seri ini lebih dipusatkan pada revisi pada desain dan penampilan, yang mengkombinasikan fisik Bold dan Curve, sehingga perbaikan dan penyempurnaan di bagian fitur tidak begitu banyak berubah pada Blackberry Bold 9700. Bentuk dan desain BlackBerry Bold 9700 tidak jauh berbeda dengan BlackBerry Bold 9000, namun yang membedakannya adalah desainnya yang lebih ramping dan tipis, sehingga lebih nyaman dalam genggaman tangan. Penggunaaan trackball sudah ditinggalkan, telepon pintar ini sudah menggunakan trackpad sebagai navigasi menu.
Seri Onyx menggunakan sistem operasi terbaru BlackBerry 5.0 yang memungkinkan performa yang lebih cepat serta mendukung aplikasi Desktop Manager untuk Windows PC dan Mac. BlackBerry Bold 9700 juga mempunyai keungulan dalam daya tahan baterai. Seri terdahulunya, BlackBerry Bold 9000 memiliki daya baterai empat jam waktu bicara dan sepuluh hari waktu standby. Sedangkan BlackBerry Onyx sanggup bertahan hingga enam jam waktu bicara dan dua puluh satu hari waktu standby.
Blackberry kian memantapkan posisinya dalam persaingan pasar smartphone dengan meluncurkan Blackberry Bold 9700, atau yang lebih dikenal dengan nama Blackberry Onyx. Produk yang dipersiapkan untuk menggantikan Blackberry Bold 9000 ini sekilas mirip dengan Blackberry Javelin 8900. Namun jangan salah. Soal fasilitas, Bold 9700 berada di atas Bold. Salah satunya adalah layarnya yang beresolusi 480 x 360 pixel dengan kedalaman warna 65K, sehingga menghasilkan gambar yang sangat tajam. Boleh dibilang, layar Onyx layak mendapat predikat terbaik dari semua produk Blackberry.
Selain itu, Dengan BB Media player Anda dapat memutar video atau musik bertipe file codec XviD, WMV3, MPEG4, dengan audio codec .3gp, MP3, WMA9 (.wma/.asf) dan MIDI melalui headset kesayangan yang berbasis jack audio 3.5 mm. Selain itu, kamera 3.2 MP yang didukung fitur video recording, flash, dan 2x digital zoom membuat Anda bisa mengabadikan momen terbaik. Sayangnya dengan layar yang hanya berukuran 2,44 inci, Anda tidak akan terlalu
puas menikmati gambar atau video di layar Bold.Kamera 3.2 MP dengan fitur flash menghasilkan kualitas gambar yang baik. Balutan kulit sintetis pada penutup baterai menambah kesan elegan. Perubahan lain adalah pada trackpad-nya yang berbasis optikal; sama seperti yang kita lihat di Gemini. Ini seperti menjawab keluhan pengguna yang kurang menyukai kinerja trackball di Bold. Berkat trackpad berbasis optikal ini, kita bisa menjelajah layar dan mengakses aplikasi dengan cepat. Sedangkan untuk keyboard, ukurannya di Onyx agak lebih kecil dibanding Bold sehingga sedikit menyulitkan pengguna yang memiliki ukuran ibu jari yang cukup besar.
Maklum saja jika ukuran keyboard Onyx sedikit lebih kecil. Pasalnya, Untuk menghadirkan kesan elegan dan tangguh, RIM memangkas dimensi tubuh dari Onyx ini sehingga lebih ramping dan ringan dari Bold. Dibalut dengan cassing plastik padat warna hitam glossy dan list warna titanium chrome membuatnya terlihat seksi. Kesan itu berpadu dengan balutan kulit sintetis di penutup baterai untuk memberi kesan elegan. Isi Ulang dan Transfer Port Micro USB ini digunakan untuk isi ulang baterai sekaligus transfer file. Sedangkan untuk menikmati audio, tersedia jack audio berformat 3.5 inci.
Keunggulan lainnya ada di fitur sistem. Dinahkodai prosesor 624 MHz CPU, memori internal 256 MB, serta tambahan slot eksternal MicroSD hingga 16 GB, Onyx menawarkan responsifitas yang tinggi. Dukungan dari OS Blackberry v5.0.0.311 menawarkan akses yang lebih cepat, dan pilihan aplikasi yang lebih beragam. Untuk kemampuan koneksinya, Onyx telah menggunakan koneksi quad-band UMTS/HSDPA 2100/1900/850/800 MHz, dengan tambahan Wi-Fi 802.11 b/g dan Bluetooth v2.1 untuk mendukung kenyamanan Anda berkomunikasi.
Fasilitas lain yang turut disempurnakan adalah di sisi browser, sehingga Anda dapat lebih nyaman mengakses website yang menggunakan Javascript. Namun begitu, tetap saja kemampuan default browser BB ini masih kalah jika dibandingkan dengan Opera Mini. Kelemahan satu-satunya mungkin hanyalah masalah harga. Onyx yang resmi masuk ke Indonesia pada akhir November lalu dibandrol seharga Rp. 6,35 juta, yang oleh beberapa distributor dirasa masih terlalu mahal dibandingkan dengan harga di luar negeri yang hanya sekitar $459 tanpa kontrak dengan provider.
Era Bold telah lewat, saatnya si permata Onyx mengisi pasar smartphone kelas atas. Walaupun dirasa agak mahal, tetapi dengan kecanggihan dan desain elegan yang dimilikinya, Blackberry Bold 9700 Onyx ini pantas untuk diberikan predikat sebagai The Best Blackberry Ever Been Made. BlackBerry Bold 9700 dibangun di atas kesukseskan BlackBerry Bold pendahulunya namun dengan fitur-fitur baru dan terbaik dan ukuran lebih kecil, lebih ringan, dan desain yang sangat pas sehingga terlihat, terasa, dan bekerja dengan sangat baik," ujar Mike Lazaridis, Presiden dan CEO RIM dalam situs resmi RIM.
Perbedaan lainnya adalah peningkatan daya tahan baterai. Jika Bold pertama hanya sanggup bertahan hingga 4 jam waktu bicara dan 10 hari standby, Onyx sanggup hingga 6 jam waktu bicara dan 15 hari jika digunakan dalam mode standby di jaringan 3G karena menggunakan baterai 1500 mAh.
Onyx juga sudah menggunakan sistem operasi terbaru BlackBerry 5.0 dan mendukung Desktop Manager untuk PC dan Mac. Fitur-fitur lain yang diusung Onyx antara lain kamera 3,2 megapiksel dengan flash, WiFi, serta memori internal 256 MB yang dapat ditambah dengan kartu memori microSD. Di antara jajaran perangkat BlackBerry, seri Bold bisa dibilang paling mumpuni dengan kelengkapan fitur yang dukungan konektifitas. Onyx memang didesain untuk bisa memenuhi kebutuhan komunikasi enterprise karena mendukung penuh layanan BlackBerry Enterprise erver maupun layanan standar BlackBerry Internet Server. Dari sisi konektivitas, Onyx juga sudah mendukung akses data hingga HSDPA. Namun, kelihatannya Onyx hanya akan disediakan untuk pengguna jaringan GSM karena tidak tersedia versi CDMA. Harga dan ketersediaan sampai saat ini baru di AS.
FIRST LOOK
Blackberry Blod 9700 atau Blackberry Onyx menawarkan konsep disain mirip Blackberry Javelin yang berada di keluarga Curve. Artinya, disainnya lebih kecil, lebih ramping dan lebih kompak ketimbang Bold versi lama yang memang cenderung bongsor. Kendati begitu, tak seperti Javelin, ponsel ini masih membawa ciri khas keluarga Bold dengan ornamen kulit di bagian bodi belakang. Keypad QWERTY pada Onyx serupa dengan Blackberry Bold 9000. Tingkat kenyamanannya pun setara saat dipakai untuk mengetik tak jauh berbeda. Hanya saja pada Blackberry Onyx 9700 adalah dibuangnya trackball dan digantikan dengan optical trackpad.
FIRST TOUCH
Sebelum mulai menjajal smartphone ini, harus diketahui kalau di sisi software, Onyx dipersenjatai dengan OS 5 (v5.0.0.330). Artinya, Onyx menjadi yang paling canggih dibanding saudaranya yang lain. OS ini ditunjang berbagai penyempurnaan, khususnya di sektor user interface atau tampilan antarmuka.
Saat Review1st mencicipi kemampuan sistem operasinya, terasa akselerasi yang cepat dalam menjelajahi menu serta loading sistem dengan tingkat kecepatan di atas Bold. Tapi sebenarnya prosesornya memiliki clock speed 624 MHz sama dengan Bold 9000 juga RAM pada 128 MB. Jadi sebenarnya setara jika Bold 9000 Anda sudah di-upgrade OS-nya. Tapi memori internal smartphone ini lebih kecil dari Bold 9000, hanya seperempatnya, 256 MB. Ini sedikit mengecewakan karena aplikasi yang disimpan masuk ke memori internal, jadi siap-siap saja membatasi aplikasi yang hendak dimasukkan pada ponsel ini.
Seperti yang disebutkan di atas, Onyx juga hanya membawa 256 mb flash internal memory. Bandingkan dengan Bold 9000 yang ada di angka 1 GB. Jadi, bijaklah dalam memilih apliaksi agar ponsel Anda tetap berjalan dengan normal tanpa kelebihan beban.
Beruntung, meski ukuran diperkecil, Bold Onyx tetap membawa jenis baterai yang setara dengan bold 9000. Baterai jenis lithium ion berkapasitas 1500 mAh ini mampu bertahan selama 2 hari dengan pemakaian normal. Jika BIS aktif dan pemakaian yang cukup intens, 1,5 hari bisa dilewati tanpa melakukan charging ulang.
Di bagian internet, Onyx mengadopsi kemampuan tak jauh beda dengan Bold 9000. Yakni menggunakan jaringan 3G HSDPA 3,6 mbps, EDGE dan GPRS. Jadi untuk kecepatan browsing via APN BlackBerry maupun operator relatif senada dengan pendahulunya itu.
Browser pada Onyx masih standar alias khas Blackberry. Meski pada versi terkini sudah ada penambahan terutama javascript, tampilan dan kemampuan masih kalah jauh ketimbang browser pihak ketiga seperti Opera. Tak ketinggalan keberadaan koneksi WiFi yang membuat Anda bisa menikmati akses internet berkecepatan tinggi tanpa harus merogoh kocek untuk biaya layanan data. Lain dari itu, Blackberry Onyx dilengkapi dengan Bluetooth dengan profil A2DP dan koneksi kabel data MicroUSB.
Fitur bisnis atau office selalu menjadi sorotan Blackberry. Seperti biasa, Onyx menyediakan layanan push mail di mana Anda harus berlangganan layanan BlackBerry untuk menikmatinya. Menariknya, tampilan setting email lebih fresh berkat OS barunya. Anda bisa menambahkan 10 akun email di ponsel ini.
Hal mengecewakan justru saat mengakses kemampuan office ponsel ini. Bagaimana tidak, DataViz Office to Go yang menjadi aplikasi document di BlackBerry hanya menyediakan versi trial. Anda masih bisa membuka dokumen, tapi harus membeli lisensinya jika ingin menggunakan secara lengkap semisal melakukan edit dokumen atau membuat dokumen baru.
Sementara sektor multimedia pada Onyx sudah disempurnakan. Lewat OS 5, Anda akan menemukan folder menu dalam aplikasi multimedianya bukan lagi scrolling. Untuk musik tersedia port audio 3,5 mm dengan satu loudspeaker. Namun kualitas keluarannya masih di bawah Blackberry Bold 9000. Player videonya pun masih sama dengan versi terdahulu. Tersedia juga GPS dan kamera 3.2 megapixel, lengkap dengan lampu kilat LED dan kemampuan outofokus, hasil kameranya jelas lebih baik dari Bold 9000 yang hanya 2 megapiksel. Juga hasilnya lebih baik dari Balckberry Javelin.
Untuk instal aplikasi pada Onyx seperti biasa lebih mudah untuk mendownload dan menginstal langsung via jalur OTA. Alternatif lain via aplikasi Desktop Manager dan perangkat komputer. Di sini, Anda diuntungkan dengan kehadiran BlackBerry Apps Store untuk pengguna ponsel BlackBerry Indonesia. Anda bisa berburu aplikasi gratisan di situ. Satu lagi kelebihan, via OS 5, baterai ponsel menjadi lebih irit. Saat dipakai terasa daya tahannya lebih lama jika dibandingkan perangkat BlackBerry dengan OS lebih lawas. Setidaknya cukup membantu dalam efisiensi baterai.
Sebenarnya Onyx tak terlalu jauh berbeda dengan Blackberry Bold 9000. Perbedaannya hanya terletak di sektor disain, OS dan perbaikan di sektor kamera. Buat Anda yang tak ingin ponsel berukuran besar seperti Bold 9000, Onyx bisa dipilih. Lain dari itu, relatif tak ada hal yang menonjol.
0 comments