PERBAIKAN HARUS DILAKUKAN
• Bagaimana bisa buat program, dari semua bahasa pemrograman yang di ajarkan
tidak ada satupun yang gw ngerti.
• Kayaknya gw salah masuk jurusan nih, gw pikir IT bermain di hardware.
• Kata orang IT itu masa depannya bagus jadi gw ikutan aja.
• Bagaimana lagi, satu-satunya universitas yang masih buka pada saat semua
universitas sudah tutup. Jadinya gw daftar aja dari pada ga kuliah.
• Gw ga menyangka IT belajar bahasa pemrograman. Menurut gw ini mirip bahasa
alien.
• Bagaimana mau paham bahasa pmrograman, baru bisa sedikit ternyata semester
berikutnya tidak di perlajari
Itulah beberapa jawaban yang saya dapatkan. Kalau sudah seperti ini saya menyimpulkan adanya miss comunication dan kurangnya sosialisasi terhadap semua jurusan yang tersedia di suatu lembaga pendidikan dalam hal ini khususnya perguruan tinggi.Perguruan tinggi harus melakukan pembaharuan terhadap kurikulum yang mereka terapkan
0 comments
PERBAIKAN HARUS DILAKUKAN
Published on Jumat, 26 Februari 2010 in
Tulisan ini bukan untuk menjelekkan nama sebuah lembaga pendidikan. Tulsan ini saya buat sebagai ungkapan kebimbangan yang selama ini ada di pikiran saya. Saya mendapatkan pertanyaan dari saudara sepupu saya yang bersekolah di Singapura, Malaysia, dan Australia seperti ini pertanyaannya “kuliahnya jurusan apa”, saya menjawabnya “Tenik informatika”. Terus dia tanyakan lagi sebuah pertanyaan ke saya seperti ini “bahsa pemrograman yang di pelajari apa?”, saya menjawabnya “semester satu Quick basic&visual baic, semester dua pascal,semester tiga pascal & java”. Mendengar jawaban saya mereka bertiga terkejut dan bertanya “itu semua dipelajari?sampai tahap apa?”, saya menjawab “dipelajarinya Cuma sampai tahap perkenalan”. Menurut mereka bertiga, hal ini aneh karena di kampus mereka bahasa pemrograman Cuma satu yang diajarkan dan itu sampai tahap advanced, mereka bilang “kalau bahasa pemrograman yang dipelajari banyak,terus Cuma sampai tahap perkenalan. Percuma saja buang-buang waktu, lebih baik pilih satu tapi benar-benar dikuasai”. Sempat terpikirkan oleh saya bahwa ucapan mereka ada benarnya juga, coba saja belajar di kampus saya pasti bingung karena bahasa pemrograman yang dipelajari banyak tapi Cuma sampai level introduce. Saya jadi bertanya-tanya apakah kampus di Indonesia semua seperti itu atau Cuma kampus saya saja? Ada beberapa hal lagi yang saya ingin ceritakan. Ini hanya pendapat saya kalau ada yang tidak setuju silakan, saya tidak tersinggung. Saya pernah bertanya kepada beberapa teman kampus saya secara random dari 5 kelas yang ada, seperti ini pertanyaannya “sudah 2 tahun di IT dah bisa buat program apa saja?”, jawabannya sangat beragam,seperti dibawah ini :
• Bagaimana bisa buat program, dari semua bahasa pemrograman yang di ajarkan
tidak ada satupun yang gw ngerti.
• Kayaknya gw salah masuk jurusan nih, gw pikir IT bermain di hardware.
• Kata orang IT itu masa depannya bagus jadi gw ikutan aja.
• Bagaimana lagi, satu-satunya universitas yang masih buka pada saat semua
universitas sudah tutup. Jadinya gw daftar aja dari pada ga kuliah.
• Gw ga menyangka IT belajar bahasa pemrograman. Menurut gw ini mirip bahasa
alien.
• Bagaimana mau paham bahasa pmrograman, baru bisa sedikit ternyata semester
berikutnya tidak di perlajari
Itulah beberapa jawaban yang saya dapatkan. Kalau sudah seperti ini saya menyimpulkan adanya miss comunication dan kurangnya sosialisasi terhadap semua jurusan yang tersedia di suatu lembaga pendidikan dalam hal ini khususnya perguruan tinggi.Perguruan tinggi harus melakukan pembaharuan terhadap kurikulum yang mereka terapkan
0 komentar:
Posting Komentar